Ini adalah rekaman video yang saya ambil di bulan Desember 2005 silam, di jaman dimana pengawasan di stasiun tidak seketat sekarang dan kalau kita mau cab ride naik lokomotif urusannya mudah sekali.
Waktu itu saya baru saja membeli handycam pertama saya di Singapore. Sewaktu kembali lagi ke Bandung, saya gunakan kamera ini untuk merekam video kereta api sepuasnya, termasuk sewaktu cab riding naik lokomotif.
Video ini saya rekam di bulan Desember 2005. Waktu itu saya ikut kawan saya yang masinis lokomotif di Depo Lokomotif Bandung (d/h Depo Lokomotip Bandung) berdinas KA Lodaya dari Bandung tujuan Solo Balapan. Kami hanya berjalan hingga stasiun Banjar di dekat perbatasan Jawa Barat - Jawa Tengah yang merupakan batas akhir dinasan masinis dari Bandung, sebelum dioper ke masinis dari Yogyakarta.
Lokomotif yang kami naiki waktu itu adalah CC204 05 yang masih sangat baru direhab dari lokomotif CC201 32 beberapa bulan sebelumnya.
Selama perjalanan, kami menikmati beberapa highlight yang direkam di video ini:
1. Melewati stasiun Gedebage yang kegiatan bongkar muat kontainernya masih ramai, serta bersilang dengan KRD Patas Cicalengka (00:35) yang masih menggunakan trainset KRD Nippon Sharyo, belum diganti dengan rangkaian K3 ditarik lokomotif. Di sini juga tampak bekas peron halte Gedebage di sebelah kanan rel (00:53).
2. Melintasi stasiun Rancaekek yang belum diupgrade seperti sekarang (00:54)
3. Jalur KA mulai berkelok saat melintasi persawahan di Cicalengka (01:30) dan kemudian masuk ke stasiun Cicalengka (02:12).
4. Pemandangan di jalur antara stasiun Cicalengka hingga Nagreg. Daerah ini aslinya memiliki pemandangan yang sangat indah, tapi di daerah dekat kota Cicalengkanya sudah padat penduduk bahkan cenderung kumuh. Tapi selepas melewati bypass Cicalengka (04:16) pemandangannya kelihatan cukup spektakuler.
5. Tak lama kemudian kami memasuki stasiun Nagreg (06:16) dan bersilang dengan KA Kahuripan dari Kediri tujuan Padalarang. Selepas stasiun kami juga melewati titik yang saat ini merupakan puncak tertinggi jalur kereta api di Indonesia (07:23).
6. Highlight perjalanan berikutnya adalah melewati jembatan Citi’is (08:28) yang di bawahnya masih asri alami, belum ada jalan raya bypass Nagreg yang dibangun 4 tahun kemudian.
7. Kemudian kami memasuki stasiun Lebakjero(11:47) yang saat itu belum banyak dijaman railfans karena banyak yang belum tahu aksesnya, dan juga tikungan besar Leles yang terkenal itu (15:21).
8. Highlight berikutnya adalah saat kereta yang kami naiki melewati stasiun Cibatu (16:03). Pada saat video ini direkam, konfigurasi jalur di pelataran stasiun masih yang orisinil. Dulu sepur lurus dari Bandung adalah jalur 2 yang terusannya aslinya menuju ke Garut, sementara untuk jalur ke Kroya, KA malah dibelokkan ke jalur 3 sebelum melanjutkan perjalanan ke timur. Hal ini karena jalur KA dari Bandung aslinya berakhir di Garut, sementara jalur Cibatu-Kroya baru dibangun belakangan. Pada tahun 2006 jalur di stasiun Cibatu diubah sehingga KA dari Bandung tujuan Kroya bisa berjalan lurus langsung melalui jalur 2.
Tampak juga percabangan jalur KA ke Garut (16:54) sebelum direaktivasi.
9. Segmen terakhir sebelum sampai ke Banjar adalah melewati jembatan Cirahong (17:56). Tampak daerah di sebelah jembatan masih asri, karena restoran di bukit di tepi rel belum ada.
Saya pulang kembali ke Bandung naik KA Lodaya Sore dari Solo yang ditarik lokomotif CC201 99. Saya ingat salah seorang masinis yang mengawaki KA ini adalah seorang masinis senior bernama pak Rosin (alm), atau lebih dikenal sebagai Abah Ocin.
Beliau adalah masinis senior yang sudah berdinas sejak tahun 1970an. Beliau dulu sering berdinas di jalur KA Banjar-Pangandaran yang saat ini sudah ditutup. Sepanjang perjalanan beliau banyak bercerita tentang serunya dinasan di jalur ini saat mengemudikan lokomotif diesel BB300 atau D301, seperti melewati jembatan Cikacepit yang merupakan jembatan KA terbesar di Indonesia, serta terowongan Wilhelmina/Sumber yang merupakan terowongan KA terpanjang yang pernah ada di Indonesia.
Ada juga hal unik yang dulu selalu dilakukan masinis di jalur ini yaitu membiarkan mesin lokomotif menyala semalaman karena saat itu menstarter mesin lokomotif adalah hal yang susah.
Perjalanan kembali kami ke Bandung sempat terhalang di daerah Malangbong, saat KA Kutojaya Selatan di depan kami mogok lokomotifnya di petak Cirahayu-Cipeundeuy sehingga terpaksa lokomotif yang kami naiki dilepas di stasiun Cirahayu untuk mendorong rangkaian yang mogok menuju stasiun Cipeundeuy.
Selesai mendorong KA Kutojaya Selatan, kamipun kembali ke stasiun Cirahayu untuk kembali dirangkai ke KA Lodaya di sana dan berjalan kembali ke Bandung.
#cabride #keretaapilodaya #cc20405
23 янв 2020