bang, kenapa ukuran kereta di indonesia sangat kecil kalo dibandingi dengan kereta di luar negri? kalo kereta indonesia disandingi dengan kereta luar negri itu ibarat kereta di indo itu (mobil pick up) dan kereta luar negri itu (truk)
Karena dari belanda udah memasang rel dengan lebar hanya 1067 mm, bandingkan dg amerika yg lebar rel nya 1400 an mm...kalo di buat ukuranya gede bisa berbahaya karena keseimbangan saat kereta bergerak jadi tidak stabil..
Kenapa PT KAI beli lokomotif di amerika jadi ya PT KAi dukung amerika dengan israel dan PT KAI tidak maut membuat lokomotif sendiri berkerja sama dengan PT inka padahal pt kai dulu mampu membuat lokomotif bima kunting ,free palestina❤🇵🇸🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Kapan PT..KAI mendatang kan Lok ternaru seperti CC 207, BB 307, BB 205 atau CC 302, mwnggantikan CC 201, BB 301/304, BB 204, Apakah ada rencana Lok Uap D 520 bisa dihidupkan kembali seperti Lok Big Boy di perusahan Union Pacific /Santa Fe di Amerika, Selama ini kecepatan Lok Indonesia hanya tetbatas 120 km/jam, sementara bantalan rel sdh banyak pergantian.
CC207 itu lokpen KCIC. BB kode 3 (Diesel Hidrolik), tidak relevan dengan kereta sekarang yang makin kesini makin panjang dan berat, CC300 mah pesenan terbatas. Dan loko diesel elektrik yang ada cenderung panjang umur dan di Jawa malah surplus unitnya
@@edwardaddy2243 Kalau Untuk CC 300 Bukan EMD kalau EMD kan Diesel Electiric atau juga sering disebut mesin Dozzer Kalau CC 300 Diesel Hydraulik Atau sering disebut mesin Loader
Mantap videonya👍🏽 Sedikit tambahan yang banyak Railfans dan masyarakat awam tidak ketahui. Situs-situs dan kanal RU-vid para Railfans USA sering membahas sejarah lokomotif-lokomotif di USA, salah satunya lokomotif buatan GE, EMD, dan ALCo. Fakta yang tidak banyak orang ketahui adalah, GE (divisi KA) bisa seperti saat ini adalah karena mereka punya backing keuangan dari perusahaan induknya. Beda dengan EMD yang memang dulu sama-sama punya backing keuangan (dari General Motors kalau EMD), tapi di era 1980an terpaksa EMD berdiri sendiri akibat kebijakan GM yang meng-cut biaya pengembangan yang diajukan EMD agar mereka bisa menjadi merk lokomotif terkemuka di USA. Hasil dari peng-cut-an dana tersebut adalah EMD SD50 dan EMD GP50 yang dikenal sebagai lokomotif EMD paling ringkih, lebih ringkih dibandingkan EMD SD45 sehingga dari situ banyak yang berpaling ke GE karena tidak ada pilihan lain. ALCo sudah bangkrut di tahun 1969 karena penjualan sedikit dan kalah saing, sehingga perusahaan-perusahaan KA di USA dan Canada terpaksa pilih GE sebab mereka dari awal sudah tau bahwa GE hanya modal garansi saja, sedangkan mesin dieselnya, GE 7FDL series dikenal ringkih yang mana merupakan tiruan ALCo 251 tanpa ada penyempurnaan, hanya penguatan komponen saja. Sedikit cerita, ALCo 251 merupakan pengembangan lanjut dari ALCo 244 yang merupakan pengembangan ALCo atas ketidakmampuan mesin awal-awal mereka berdiri, yakni ALCo 539. ALCo 244 dikenal sangat ringkih akibat pengembangan yang terlalu singkat dan tidak adanya pemeriksaan kualitas serta tidak adanya pengujian secara mendalam terkait mesin berikut komponennya. Mesin diesel ALCo 244 ini menghantui ALCo sampai akhir hayatnya di tahun 1969. Penyempurnaan? Ada. ALCo sempat meluncurkan mesin diesel ALCo 244H yang banyak dikenal sebagai ALCo 250 yang secara realtime mampu menyamai EMD 567 series. Tetapi karena reputasi ALCo yang buruk dan tenaga lokomotif semakin membengkak, maka ALCo harus hengkang dari seri 244H ke seri 251 yang lagi-lagi proses pengembangan dan pembuatannya dikebut, akibatnya ya tau sendiri. Nah, karena lokomotif ALCo tidak laku, maka GE memutuskan secara diam-diam meluncurkan lokomotif baru buatan mereka yang mengejutkan pasar, seru Universal dengan kode U25B. Secara mesin menggunakan GE 7FDL dengan 16 silinder bertenaga ±2650hp (2500hp dari generator ke motor traksi) dilengkapi Turbocharger. Jika anda cermat, mesin GE 7FDL series ini memiliki kesamaan dengan ALCo 251, baik dari dimensi dalam (diameter silinder, langkah piston, kruk as, nokken as, dll.) hanya saja proses pengerjaannya yang disempurnakan serta sistem bahan bakarnya yang lebih modern dari ALCo 251. GE memang terkenal akan ringkihnya sebab mesinnya sendiri merupakan tiruan persis dari ALCo 251, suatu hal yang terbawa sampai sekarang meskipun mesinnya sekarang bukan 7FDL lagi. Sedangkan EMD dari dahulu sampai sekarang tidak banyak berubah. EMD menjual kualitas dan durabilitas, sehingga harganya relatif mahal tetapi secara perawatan lebih murah dibandingkan GE karena semua komponennya dirancang tahan lama. Hanya ada dua seri yang mana EMD itu ringkih, yakni seri 45 dengan SD45 dan seri 50 dengan SD50 serta GP50. SD45 ringkih karena mesinnya, 20-645E3 yang mana insinyur EMD seperti, "16 ke 20 cuma nambah 4 silinder doang kan? Ya udah, tambahin aja, ubah desain kruk as dan nokken as aja, gausah banyak banyak, nanti biayanya bengkak", jadinya SD45 sering mengalami kerusakan di kruk as dan nokken as. Beda cerita dengan seri 50 khususnya SD50 seperti yang sudah saya sematkan di awal komentar ini. Lokomotif buatan GE lebih banyak ditemukan di negara berkembang dan negara yang budgetnya tidak terlalu besar, seperti Indonesia, Chile, Peru, Kenya, dkk. sedangkan lokomotif buatan EMD lebih banyak ditemukan di negara yang memiliki alam dan kondisi yang kadang kurang bersahabat, seperti Norwegia, Arab Saudi, Korea Selatan, Mauritania, Hungaria, dkk. Saya tidak mendukung salah satu pihak, hanya secuil fakta yang saya sampaikan di kolom komentar ini. Maaf jika komentar ini terlalu panjang🙏🏼 Jika ada yang salah dapat dikoreksi.
@@aksatareview sama-sama bang Saya dulu waktu SD fansboy GE tapi setelah tau fakta dari Railfans-Railfans di USA dan Canada, saya akhirnya pindah haluan ke EMD pas SMP sampai SMA dan akhirnya pindah haluan ke bus 😂 Tapi KA tetap mengikuti perkembangannya gimana cuma gak mendalami lagi. Tinggal ingatan doang. 😅
Bukannya GE 7FDL series mengambil basicnya Cooper bessemer seri FV? Sebelum GE Transportation bisa memproduksi mesin sendiri seperti sekarang dulunya bikin lokomotif tapi mesinnya selalu bekerja sama dengan Caterpillar, Inger soll rand, Cooper bessemer dan Alco.. Dan baru bisa bikin mesin sendiri sekitar tahun 60an sampai 70an yang mana untuk mempercepat proses nya dipilihlah Cooper bessemer dengan mengambil basic seri FV yang dikenal desain nya bagus dan seiring dengan berjalannya waktu berbekal data pengembangan mesinnya akhirnya GE membeli hak pengembangan mesin dari Cooper bessemer dan diperkenalkan mesin buatan GE sendiri untuk membedakan dengan mesin Cooper bessemer dengan Kode GE 7FDL format V8, V12 dan V16.. Yang terkenal menggelegar dikalangan railfans
@@mohammadfatahalifalendra7509 GE 7FDL basisnya ALCo 251 memang, karena secara dimensi internal mesin itu sama persis. Diameter silindernya/bore sama-sama 9 (inci) alias 229 (mm), langkah pistonnya/stroke sama-sama 10½ (inci) alias 267 (mm), Turbochargernya juga bawaan ALCo 251 yang kebetulan GE juga bikin sendiri dengan keunikan dimana turbocharger buatan GE itu pakai pendingin air/watercooled sedangkan turbocharger pada umumnya itu aircooled/pendingin udara, dan bahkan pada saat awal-awal debut dan tesnya ada pernah baca itu kruk as/crankshaft serta nokken as/camshaft juga berukuran sama persis dengan milik ALCo 244 dan ALCo 251. Kalau menurut saya, Cooper Bessemer ditunjuk untuk sedikit membuat mesin ini lebih tahan lama alias tidak ringkih seperti ALCo 244 dan ALCo 251 karena waktu itu GE belum punya fasilitas pembuatan mesin diesel sendiri yang "mungkin" kemudian mesinnya dibeli GE untuk disempurnakan sesuai keinginan mereka. Karena ada satu model lokomotif itu mesinnya masih pakai CB FVBL versi V12 di tahun 1958 dan tenaganya 1800hp saja. Dan secara nama, 7FDL diperkenalkan untuk tes di tahun 1957 padahal secara pengembangan dan prototip sudah ada di tahun 1956 tapi 1958 masih ada lokomotif ekspor yang mesinnya Cooper Bessemer. Ada yang mengatakan kalau di tahun 1957 itu pertama digunakan di lokomotif yang disamarkan, jadi dulu GE beli lokomotif EMD F3 yang bekas pakai kalau tidak salah kemudian dipasangkanlah mesin baru buatan GE berikut komponen lain dan bentuk lokomotifnya agak dimodifikasi supaya dikira lokomotif yang ditujukan untuk ekspor serta kelinci percobaan GE XP24. Lalu, debut pertama GE 7FDL di pasar lokomotif itu kalau tidak salah di GE U25B tahun 1959. Setelah itu penggunaannya baru masif di lokomotif lain. Memang diantara tahun-tahun awal seri lokomotif GE pakai mesin Caterpillar karena kebutuhannya kecil. Sejarah mesin satu ini memang rancu semua, tidak jelas mana yang benar mana yang salah karena di satu sisi Cooper Bessemer masih memakaikan mesinnya di lokomotif ekspor GE dan di satu sisi mesin diesel FDL sudah ada di tahun 1957... Ya kita tukar informasi saja, kalau mau cari yang aslinya ya mungkin kita tanya langsung ke GE kali ya 😅
Bang bisa bantu jawab bang, saya masih bingung cara kerja mesin cc 202 & cc205 dengan cc 201,cc203&204, suara mesin jg beda jauh, lebih halus 202&205 saat tarikan, kaya rapet bgt suara antara piston 1 dan seterusnya , sedangkan cc 201,203,204 suara agak jarang, Apa krn TMA dan TMB nya pada piston piston nya di buat saling berlawanan (cc201, 203,204) , sedangkan untuk 202 dan 205 TMA dan TMB nya berdekatan? Atau ada tambahan komponen yg berbeda alias tambahan, terimakasih
@@aksatareview iya tau sih min cuma masih penasaran aja kenapa bisa beda emd suara Turbo nya lebih kerasa dari pada GE saya search di google pun belum nemu wkwkwk
Bang di indonesia apa ada kereta barang kyk di eropa? Yang bisa bawa barang pecah belah sampe beberapa kilo meter gerbong nya bang. Wah banyak ilmu sepur yang kudapat di channel ini❤
Kalo beli dari luar bisa di Mark up harganya Kalo beli 1000, bisa jadi 2500. Makanya semuanya mending beli jadi bisa korupsi rame rame yaa Anak bangsa yg ga punya moral itu pejabat yg suka belanja diluar negri buat kebutuhan negri sendiri tapi jago main kentiiiiiit......
Bang kenapa lokomotif Amerika sm Eropa bentuk lokomotifny beda? Klo lokomotif Eropa bentuknya modular jadi seperti persegi panjang yang setiap ujungnya depan-belakang berbentuk monokok ato aero-dinamis gitu jadi punya dua kabin masinis contoh perbandingan antara GE DASH44CW dgn STADLER EURODUAL
Setiap negara kereta apinya emng beda, kereta api di benua amerika kebanyakan besar digunakan utk mengangkut barang panjang dan berat sedangkan eropa walaupun kecil utk narik penumpang
Lokomotif di Amerika rata rata untuk angkutan barang rangkaian panjang, jadi biasanya hanya memerlukan 1 kabin karena hampir selalu digabung lebih dari 1 lokomotif yang menghadap saling membelakangi seperti CC205 saat menarik Babaranjang. Di ERopa, kebanyakan lokomotif speknya universal, untuk barang sekaligus penumpang, dan biasanya kereta barang disana hanya memerlukan 1 lokomotif.
Lok2 diesel tsb kbanyakan buatan amerika/canada/jerman (negara2 barat), dmana lok2 diesel itu sngat maha kuat tsb (bisa utk angkutn pnumpang & bisa jga utk kprluan mnarik grbong2 ka barang, a.l. utk angkutan batubara, pulp/krtas, minyak sawit, semen, minyak/bbm pertamina, dsb), smuanya adalah brsifat non-militer utk a.l. pmasukan uang negara RI & bnyak brdampak positif pda ksejahteraan rkyat. Dari dlu sejak thun 1953, pjka (bumn ka di indonesia) sdah "jdi lngganan tetap" mmbeli "lok2 diesel dari amerika (trutama)" & negara2 barat lainnya (jerman, canada, dsb), yg ksmuanya brsifat "non-militer utk kesejahteraan rkyat", meski di era sukarno (1945-1966), sukarno "getol" "beli prsenjataan/peralatan militer" dari "uni soviet" (utk "kprluan perang", yg bisa bnyak mnyengsarakn/penderitaan rkyat) Kalau ke uni soviet, sukarno muji2 "setinggi langit", krn uni soviet memasok senjata & peralatan2 militer canggih ke indonesia (era sukarno: 1945-1966), ini utk "tujuan perang" yg pdahal "bisa mnyengsarakan atau brakibat pnderitaan rkyat". Tapi kalo ke amerika/negara2 barat, sukarno "seolah2 mnutup mata", pdahal barat juga bnyak mmberi bntuan non-militer atau mlakukan krjasama non-militer dng indonesia (a.l. "pngiriman lok2 diesel raksasa" & "maha kuat" tsb), yg bisa ikut "mnambah keuangan negara RI" & "bisa jga mnsejahterakn rkyat indonesia", & "dmpak2 positif lainnya" bagi negara RI