Saat KA penumpang melintas di lokasi tsb sebagian penumpang mungkin sdg tertidur lelap menanti waktunya tiba di stasiun tujuan, tapi sebagian lg menikmati pemandangan... Saya pun berharap kelak Jakarta - Bandung ada yg dilayani via petak rel ini...
Wa,allaikumsalam.halo jg kang yusril baik wiih mantp kern bnget bagus euyy menggunkn drone kern bnget siip dech.indh pemndangnnya sungguh luar biasa yaa semoga seceptnya direaktivasi okeyyyyy.semngt sht sukses terus yaaa lain kl harus bawa airputih biar tdk kehausan sabar yaa.s j u y d s.
Masa kecil sy sebelum thn 1970 pernah mengalami naek kereta dari Bogor kebandung, kereta dari Jakarta. Semoga disisa umur yg sekarang pengalaman itu bisa berulang naek kereta dari Bogor ke Bandung. Doakan saya panjang umur 🙏
You all prolly dont care at all but does anyone know a way to log back into an instagram account? I stupidly forgot my password. I love any tricks you can offer me
5:00 >>> Sungai Cimeta 9:10 >>> Terlihat jelas kalau Cimeta membelah 2 buah pegunungan: yg kanan terusannya pegunungan Citatah, yang kiri terusannya terusannya pegunungan yg ditembus terowongan Sasaksaat. Nah, anehnya kalau kita lihat di Citatah, bukit2 disitu tersusun dari batuan kapur yg berarti bukit di tempat rel KA tadinya dasar laut dangkal. Selanjutnya kalau kita lihat di sekitar terowongan Sasaksaat, secara awam dapat dilihat penyusunnya kalau nggak breksi ya konglomerat. Berarti asal usul batuan di bukit seberang rel KA seperti sebagian batuan di Karangsambung. Kalau yg ini bias Yusril saja yg menjelaskan, soalnya ruwet: batuan bekunya dari mana, sedimennya juga dari mana....
Kalau saya baca, batuan2 beku itu sekumpulan breksi vulkanik produk pegunungan api tua (yang sekarang di atasnya berdiri Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu). Breksi vulkanik sangat umum ditemukan sangat jauh dari pusat letusan, karena proses erosi oleh arus sungai yang membawa batuan2 tersebut selama ratusan ribu tahun. Sementara batuan kapur yang ada di 1 km ke selatan rel merupakan Formasi Rajamandala yang berusia sekitar 30 juta tahun dan tersingkap ke permukaan saat ini karena proses pengangkatan Pulau Jawa selama itu, sehingga sangat mungkin setelah batuan yang lain tererosi kemudian diendapkan batuan breksi yang jauh lebih muda di atasnya.
Untuk jalur Cipatat-Tagog Apu perlu dipikirkan secara matang oleh PT KAI terutama Dirjen Perkeretapian yang menggarap reaktivasi jalur ini, karena kalau misalnya pakai rute jalur lama, perlu adanya perataan tanah yang prosesnya tidak mungkin bisa cepat seperti reaktivasi sebelum²nya, berkaca pada jalan kendaraan yang rawan longsor, seperti di daerah saya kemarin di Garut, karena memang jalur ini bukan cuma extreme nanjak doang, tapi khawatir longsor pula. Kalau misalnya pakai rute yang memotong (shortcut) yang informasinya lagi hangat²nya saat ini ke Stasiun Cilame, kayaknya itupun tidak akan bisa selesai hanya dalam kurang dari 1 tahun, perlu beberapa tahun untuk melakukan riset hingga bisa fix dilakukan pembangunan. Nampaknya menurut saya reaktivasi tahap ini bakal ngambil rencana ke-1 tapi waktu selesainya itu pasti gak bakal secepat reaktivasi sebelumnya.
Kalo menurut saya sih lebih baik lanjutkan saja via Tagog Apu, karena dulu para kumpeni juga pasti memperhitungkan pembuatan jalur Padalarang - Cipatat ini penuh perhitungan, dan untuk riset dan resiko longsor kita serahkan saja pada ikhtiar pihak PT. KAI, semoga dapat dikerjakan dengan waktu singkat, tepat dan selamat.
Jalur Padalarang- Tagogapu, jsngan di harap2 deh dengan mudah, jslurnya akatrim dan berbahaya. Hal tersebut harus ditanyakan pada para mahssiswa Asal Bogor,Sukabumi Cianjur yg kuliah di Bandung
Kalo di Jawa timur moga aja terealisasi Pd jalur KA nonaktif dihidupkan kembali yaitu: A. Babat - Jombang. B. Kediri - Pare - Jombang. C. Madiun - Ponorogo - Slahung. D. Babat - Tuban. E. Malang - Kepanjen - Dampit. F. Trem Surabaya. G. Klakah - Lumajang - Pasirian. H. Lumajang - Balung - Rambipuji. I. Jember - Bondowoso - Panarukan.
Track nan indah skligus nan ekstrim ya kang manteb Smoga brhsl di reaktivasi tak lama lagi.aamiin Ini track kesukaan saya walau blm pernah ke sini apalgi dengar narasi sjrh sta.Tagog apu woww gtuh hee. Salam saking Jogja kang 👌🤝
bilamana bukit bukit didaerah tsb dihutankan kembali,dengan cukup jumlah dan jenis pepohonan besar, tentunya air sungainya tak kekurangan air. ,juga dimungkinkan timbulnya mata air, atau air terjun dan menambah keindahannya.
Konon katanya yg pas terowongan air itu, dulunya tanahnya itu tidak sampai ke atas ke jalur rel. Disitu kan ada aliran sungai kecil, cuman pas belanda membangun jalur ini tanahnya dinaikan jadi aliran sungainya terbendung. Untuk mengalirkan airnya maka dibangun lah terowongan air disitu. 8:41 Itu ada kemungkinan sebelum dibangunnya rel tanah antara terowongan air dengan bukit yg ada perkampugannya itu. Tidak terbayang itu susahnya menaikan tanah pada jaman dulu yg belum ada alat berat seperti sekarang.
Moga aja di Jawa tengah Reaktivasi nya Pd jalur KA sbb: A. Maos - Purwokerto (Raya + Timur) - Wonosobo. & Sokaraja - Purbalingga. B. Purwosari - Boyolali & Wonogiri - Baturetno. C. Semarang - Rembang - Bojonegoro. D. Demak - Purwodadi - Gundih. E. Rembang - Blora - Cepu. F. Purwodadi - Blora - Cepu. G. Kedungjati - Ambarawa - Secang. H. Yogyakarta - Magelang - Secang hingga Parakan.
Kalau Wonogiri -Baturetno gak mungkin direaktivasi, karaena jalurnya sebagian besar sudah jadi Waduk Gajah Mungkur. Cek di channel Maybi Prabowo, beliau pernah blusukan kesana.
Request bro pakai drone dari stasiun Tagogapu ke arah stasiun Cilame kan kalau di lihat di peta tuh nampak sejajar, di tambah di antara keduanya ada jalur kereta cepat wah sibuk banget area itu ya.
iya bener kang duh, walanda udh susah2 buat jalur rel kereta, eh sama bangsa sendiri tidak di rawat dan akhirnya seleksi alam dan ancur deeh,,,, sayang sayang seribu sayang
Sepertinya jalurnya terlalu muter muter dan gradientnya ekstrim. Jika reaktifasi mungkin perlu penataan ulang jalur, dibuat jalur baru yang mengurangi belokan dan elevasi, mungkin dengan menambahkan jembatan, mengikis lereng, atau membuat terowongan, apapun itu harus siap dana besar untuk ganti untung lahan.
Yg aku tau antara Cipatat sampai Tagogapu pakai BB301 dg dua gerbong kecepatan sekitar 25 sampai 30 km, tak pernah diatas 33 km perjam. Entahlah apa pakai R50 mubazir atau tidak entahlah, daerah situ rawan longsor, apalagi yg dibawah ada perumahan (lupa nama perumahannya). R42 lebih bagus disitu, ya kaya jalur Rangkas-Merak yg bantalan masih besi. Jalur Tagogapu ke pdlr saya rasa amanlah pakai R 50. Bahkan kalau kuat bisa digeber 45km perjam kalau pakai CC206.
Menurut saya jalur itu direaktivasi saja, masalah jalur nanjak curam, pake dobel traksi atau sistem pull-push saja antara stasiun Cipatat-Padalarang, gak usah bikin yg mahal2 pake bikin shorcut ke stasiun Cilame/Sasaksaat segala, yg bakal menghabiskan dana Triliunan rupiah, kalo pake dobel traksi/push-pull investasinya cmn1 buah lokomotif saja, beres......😂